Ilustrasi oleh Anargya/Badhar

Tafsir Film: Tawa, Duka, dan Keajaiban di Sel Penjara Nomor 7

2nd Miracle in Cell No. 7 /Johar/Badhar
2nd Miracle in Cell No. 7 /Johar/Badhar

Identitas Film

Judul                           : 2nd Miracle in Cell No. 7

Genre                          : Drama Komedi Keluarga

Sutradara                    : Herwin Novianto

Pemeran Utama          : Graciella Abigail, Vino G. Bastian, Denny Sumargo, Indro Warkop,                                Tora Sudiro, Rigen Rakelna, Indra Jegel, Bryan Domani.

Rumah produksi         : Falcon Pictures

Tanggal Rilis               : 25 Desember 2024

 

2nd Miracle in Cell No. 7 mengambil latar waktu setelah klimaks emosional film pertama, di mana Dodo Rozak yang diperankan oleh Vino G. Bastian telah dieksekusi secara tidak adil. Inti cerita film ini berfokus pada kehidupan Kartika (Graciella Abigail) dua tahun kemudian. Kartika diasuh oleh sipir lapas yang kini menjadi Kepala Lapas, Hendro (Denny Sumargo), dan istrinya, Linda (Agla Artalidia). Para mantan narapidana Sel No. 7 Japra (Indro Warkop), Zaki (Tora Sudiro), Yunus (Rigen), Atmo (Indra Jegel), Asrul (Bryan Domani) masih setia menjadi “keluarga rahasia” bagi Kartika, namun mereka harus merahasiakan fakta bahwa Dodo, ayah Kartika telah meninggal dunia demi melindungi perasaan Kartika.

Cerita berpusat pada upaya Hendro (Denny Sumargo) untuk secara resmi mengadopsi Kartika agar masa depannya terjamin. Namun, niat baik Hendro ini justru menemui sebuah hambatan besar. Kedatangan sipir baru bernama Hengky, diperankan Muhadkly Acho, membawa ketegangan di Lapas Mahameru. Di tengah konflik legal ini, Kartika masih terus diselundupkan ke dalam Lapas untuk bertemu dengan para mantan narapidana Sel No. 7 yang masih setia menjadi “keluarga rahasia” dan terus berakting seolah-olah Ayah Dodo masih hidup. Di sisi lain Hengky mulai mempersoalkan penyelundupan Kartika di sel nomor 7, dan memicu beragam konflik baru di dalam penjara. Hubungan para narapidana dengan Kartika juga menjadi semakin sulit dipertahankan. Dua tahun setelah hukuman mati Dodo, Kartika tinggal bersama pasangan Hendro dan Linda. Konflik lainnya juga datang ketika upaya Hendro dan Linda mengadopsi Kartika ditolak oleh Dinas Sosial. Pihak Kepala Dinas Sosial tersebut memberi alasan yang mungkin dipengaruhi oleh dendam atau kepentingan tersembunyi dari masa lalu Dodo. Kepala Dinas Sosial berusaha menggagalkan proses adopsi tersebut. Seluruh penghuni sel nomor 7, termasuk Hendro, bersatu untuk menuntut keadilan dan memperjuangkan hak Kartika untuk mendapatkan keluarga yang menyayanginya, melawan upaya Kepala Dinas Sosial yang menghalangi.

Salah satu adegan paling melankolis juga hadir ketika Hendro mengajak Kartika mengunjungi rumah lamanya yang kini telah digusur. Rel kereta yang menggantikan rumah itu menjadi metafora perjalanan hidup Dodo dan Kartika, ketika masa lalu hanya bisa dikenang. Kartika mulai menggali kembali memori bersama ayahnya, sebelum dunia mereka runtuh. Momen ini diramu dengan sinematografi yang mengandalkan komposisi sederhana seperti barang-barang lama, cahaya temaram, dan ekspresi kehilangan yang tak perlu dijelaskan dengan dialog panjang. Pada akhir film, diperlihatkan kartika bertemu dengan ayah Dodo dan mendiang ibunya Juwita yang diperankan oleh Marsha Timothy dalam khayalannya. Film ditutup dengan begitu mengharukan.

Sinematografi film ini menggunakan pendekatan yang natural, dengan palet warna lembut yang memperkuat suasana penuh kenangan. Kamera sering kali bergerak secara perlahan, seolah memberi ruang bagi penonton untuk merasakan tiap detail emosi. Soundtrack film ini juga menyertai beberapa adegan sedih yang ikut melengkapi suasana kehilangan. Dengan durasi 2 jam 27 menit, 2nd Miracle in Cell No. 7 berhasil melanjutkan kisah film orisinalnya dengan cukup sempurna. Sangat direkomendasikan untuk ditonton bersama keluarga.

 

Qori Johar

Editor: Belva Ramadania


Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *