Ilustrasi oleh Anargya/Badhar

Menantang Ketidakmungkinan “FSTVLST”

magang.ekspresionline.com–“Menantang Rasi Bintang” sebuah lagu dari album Hits Kitsch FSTVLST yang rilis di tahun 2014 dengan format akustik. Lagu ini menarik karena hanya dengan racikan melodi yang sederhana, tapi mampu membawa makna yang cukup mendalam. Lagu ini membuat diriku memiliki sudut pandang baru karena mengangkat isu yang sejalan dengan keresahan anak-anak seusiaku. 

Dari susunan bait lirik yang terkesan berlebihan, seakan bisa melawan takdir semesta tapi itulah yang menjadi ciri khas mereka (FSTVLST). Lagu ini bercerita tentang keresahan, ketakutan, bahkan hal-hal yang dianggap tidak mungkin. Mereka mengingatkan bahwa mimpi yang dianggap sebagai ketidakmungkinan itu bukanlah suatu hal yang harus ditakuti. Bahkan menurut mereka, “menantang rasi bintang, membalik garis tangan” adalah hal yang mungkin untuk dilakukan.

Dalam lagu ini mereka juga mengatakan, “menuliskan lagi puisi yang mulai kehilangan rimanya”. Sebuah lirik yang seakan mengajakku kembali menggali ribuan mimpi yang sudah terkubur dan membangkitkannya dari tidur lelap. Mereka membuat diriku tersadar bahwa mimpi yang tercipta itu juga dikubur oleh sang pencipta, dengan berlandaskan ketidakmungkinan yang diciptakannya.

Bait pertama lagu inilah yang membuatku mengerti bahwa mungkin tidak hanya diriku yang mempunyai keresahan tentang ketidakmungkinan. Mungkin semua orang juga pernah merasakannya dan mungkin mereka yang berhasil adalah mereka yang menantang rasi bintang. Asumsiku tentang melawan ketidakmungkinan serasa didukung oleh bait kedua yang mereka katakan.

 

Memotong awan pekat gelap

Melintang tepat di jantungnya

Terburailah darah cahaya

Yang lama terhalang gelapnya

Silau berkilauan terangnya benderang.

 

Perkataan mereka tentang cahaya silau terang yang selama ini terhalang awan yang begitu pekat, seakan memberi isyarat bahwa dibalik ketakutan yang kita ciptakan sebenarnya tersimpan harapan yang masih menyala. Ketidakmungkinan yang ingin diubah menjadi mungkin adalah proses yang memerlukan perjalanan yang berbelok, menanjak, dan dijalani dengan setapak demi setapak. Namun, orang-orang lebih memilih jalan yang populer, ramai, dan sangat diminati, yaitu jalan pintas.

Karena itulah diriku menyadari bahwa segala kemungkinan tetap menjadi mungkin apabila kita jalani dengan setapak demi setapak, tetapi kita lebih memilih jalan pintas yang mengubah semuanya menjadi ketidakmungkinan.

Terkadang cara yang paling efektif bukanlah seberapa cepat kita berusaha, tapi kita perlu mengabil nafas lebih dalam, memikirkan kembali dan memilah beberapa. Hal itu yang mereka katakan di bait ketiga, keempat, dan kelima lagu ini,

 

Tenang sebentar, mengendapkan

Uraikan simpul kacaunya

Diam sebentar, membedakan

Yang teringinkan dan dibutuhkan

 

Hidup itu sekali

Dan mati itu pasti

Bisa jadi nanti

Atau setelah ini

 

Coba tulis ulang lagi

Yang sejatinya kau cari

 

Mereka mengajak kita untuk tetap tenang, menguraikan segala hal yang menghalang, serta membedakan apa yang diinginkan dan apa yang dibutuhkan. Selain itu, mereka juga mengingatkatkan bahwa pada setiap perjalanan, kita selalu punya teman, yaitu kematian.

 

Maka sudahilah

Sedihmu yang belum sudah

Segera mulailah

Syukurmu yang pasti indah

Berbahagialah

Bahagialah

Sudahilah

Sedihmu yang belum sudah

Bahagialah

Berbahagialah

Sudahilah

Sedihmu yang selalu saja

 

Maka sudahilah

Sedihmu yang belum sudah

Segera mulailah

Syukurmu yang pasti indah

Berbahagialah

Bahagialah

Sudahilah

Sedihmu yang belum sudah

Berbahagialah

Bahagialah

Sudahilah

Sedihmu yang selalu saja

Menantang

 

Bait terakhir yang menjadi sorotan di lagu ini, mendapat perlakuan yang berbeda dari sang pencipta lagu, yakni mendapat pengulangan hingga dua kali. Sepertinya mereka ingin menekankan tentang menyudahi sedih yang sedang kita rasakan dan memulai syukur yang indah. Bahagia, yang sejatinya adalah keinginan setiap manusia, tak lupa mereka utarakan.

Seruan untuk menyudahi sedih, bersyukur, dan berbahagia adalah bait penutup di dalam lagu ini. Kata terakhir di dalam lagu ini adalah “menantang” seakan mengajak pendengar untuk kembali mengulang dan memaknai lagu sedari awal. Mengingatkan bahwa kita harus tetap menantang ketidakmungkinan.

Dengan susunan lirik yang dilebih-lebihkan demi menghadirkan makna yang lebih dalam, mereka dapat menyihir diriku dan mungkin pendengar lain agar lebih memahami sebuah proses, tantangan, serta arti kehidupan. Mengetahui bahwa ketakutan, cemas, resah, dan ketidakmungkinan tidak hanya dirasa oleh diri sendiri. Menyadarkanku bahwa  proses membalik garis tangan adalah hal yang mungkin. 

Lagu ini berpesan agar kita tidak bersedih terlalu larut atas suatu proses, bersyukur dengan semua kegagalan yang kita lalui, dan tetap berbahagia meski tanpa alasan apapun. Berharap agar diriku, dirimu, dan diri kalian semua bisa mengimani perkataan mereka. HONG!!!

 

Anargya Khorifaiz Warsana

Editor: Daisyi Nuroni Zahiroh


Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *