magang.ekspresionline.com–Memiliki sejarah yang begitu panjang, jurusan Pendidikan Teknik Boga telah menjadi bagian dari perjalanan pendidikan sejak masa berdirinya Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Yogyakarta yang kemudian hingga kini kita kenal sebagai Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Sejarah yang begitu panjang, menunjukkan keteguhan jurusan ini yang dapat bertahan begitu lama melewati berbagai rintangan di dunia pendidikan.
Berpindah tangan dari Fakultas Ilmu Pendidikan ke Fakultas Teknik pun kenyataannya tidak membuat jurusan ini goyah akan visi misi yang mereka miliki, tetap meraih prestasi hingga kemudian mendapatkan akreditasi unggul. Akan tetapi pada kenyataannya akreditasi unggul yang begitu dibanggakan itu terasa tidak sesuai dengan kenyataan yang ada selama ini. Kurangnya fasilitas yang didapatkan oleh mahasiswa seolah menjadi ketimpangan yang begitu miris akan akreditasi yang dimiliki jurusan ini.
Akreditasi Unggul, Fasilitas Minim
Tidak dapat dipungkiri bahwa perjuangan untuk mendapatkan akreditasi unggul pastilah tidak mudah. Ada begitu banyak proses dan rintangan yang dilalui, menjadi bukti bahwa tenaga pendidik serta mahasiswa yang menempuh pendidikan di jurusan ini memiliki kualitas mumpuni. Apalagi ditandai dengan begitu banyaknya prestasi yang dicetak oleh mahasiswa serta dosen di kancah nasional hingga internasional, membuat akreditasi unggul menjadi begitu masuk akal dimiliki oleh jurusan ini.
Kendati demikian, tidak bisa serta merta mahasiswa menjadi buta dengan kurangnya fasilitas yang ada. Lab praktikum beserta peralatan di dalamnya yang belum berstandar industri, pun beberapa ada yang tidak layak guna, menjadikan akreditasi unggul hanya seolah prestasi di atas kertas yang tak sebanding dengan kenyataan yang ada.
Hal tersebut menimbulkan kekecewaan di hati para mahasiswa. Seolah perjuangan mereka selama ini tidak dihargai dengan layak. Berjuang mati-matian untuk dapat masuk ke jurusan ini, melewati proses belajar dengan penuh tekanan, bersaing dengan banyaknya calon mahasiswa dari berbagai penjuru kota, akan tetapi fasilitas yang mereka dapatkan terasa tidak sebanding dengan apa yang mereka perjuangkan.
Peralatan di Lab Praktikum yang Tidak Memadai
Menjadi mahasiswa yang belajar di bidang boga, kegiatan praktikum ialah pokok penting dalam proses pembelajaran. Tidak masuk akal rasanya jika kami hanya diberikan bekal teori tetapi tidak didukung dengan kegiatan praktikum. Karena kegiatan praktikum bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa pada pengalaman langsung bekerja di bidang boga.
Untuk mendapatkan pengalaman tersebut, tentunya harus didukung oleh lab praktikum beserta peralatan di dalamnya yang berstandar industri. Guna membekali mahasiswa agar kelak menjadi tenaga kerja yang mampu memahami lingkup kerjanya secara menyeluruh. Sayangnya, bekal dasar tersebut belum kami dapatkan secara nyata.
Padahal sebagai calon tenaga pendidik dan calon tenaga kerja, seharusnya kami dikenalkan dengan peralatan yang relevan di dunia kerja. Bagaimana mau bersaing jika kami tidak dikenalkan dengan bekal mendasar seperti ini hanya karena fasilitas yang belum memadai. Jangankan pengalaman kerja, kami justru dituntut untuk dapat melaksanakan praktikum hanya dengan peralatan seadanya.
Bahan Praktikum yang Tidak Disediakan Secara Utuh
Permasalahan yang terjadi tidak berhenti di kurangnya kualitas peralatan yang ada di lab praktikum. Justru masalah tersebut juga diiringi dengan bahan baku yang tidak disediakan oleh pihak kampus secara utuh dan menyeluruh. Belum lagi keterlambatan datangnya bahan baku menjadi alasan mahasiswa harus mengundur kegiatan praktikum.
Padahal bahan baku praktikum sudah diberikan oleh pemerintah dan dilengkapi dengan mahasiswa yang berkewajiban untuk membayarkan UKT. Seharusnya kekurangan bahan baku bukan menjadi penghalang kegiatan praktikum, karena UKT itu sendiri seharusnya digunakan untuk menunjang kelancaran operasional.
Dampak Keterbatasan Fasilitas terhadap Kualitas Pembelajaran
Dari sekian banyaknya permasalahan yang terjadi terkait kurangnya fasilitas pembelajaran, tentunya hal tersebut berdampak bagi mahasiswa. Dampak negatif yang terjadi antara lain kegiatan praktikun yang kurang maksimal, hasil pembelajaran yang tidak optimal, serta hilangnya motivasi yang dimiliki mahasiswa.
Tak hanya kehilangan motivasi, hal ini juga menciptakan ketimpangan antara capaian pembelajaran yang tinggi, sedangkan kenyataannya mahasiswa kesulitan karena kondisi nyata yang begitu miris. Ketika mahasiswa terus dituntut untuk dapat mencapai target pembelajaran, seharusnya kampus juga dapat menyediakan fasilitas yang mendukung.
Penulis: Sinta Nowi Natalia
Editor: Tiara Andalus Prawidma

Leave a Reply