magang.ekspresionline.com–Pukul 07.00 pagi hari di Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Negeri Yogyakarta. Terlihat banyak kendaraan yang memenuhi lahan fakultas, hal ini sudah menjadi pemandangan yang rutin akhir-akhir ini.Mahasiswa terkesan abai terhadap keadaan ini, seolah mereka sudah terbiasa dengan kendaraan yang memenuhi lahan parkir.
Diantara lalu-lalangnya kendaraan mahasiswa yang masuk lalu mencari lahan parkir, terlihat petugas parkir dan satpam yang berusaha untuk memberi arahan dan batuan untuk memarkirkan kendaraan para mahasiswa.
Petugas parkir itu bernama Bapak Budiono. Bapak Budiono merupakan pria paruh baya kelahiran tahun 1978. Beliau adalah salah satu petugas parkir yang sudah bekerja di UNY sejak tahun 2000, yang kemudian 5 tahun yang lalu dipindah tugaskan menjadi petugas parkir di FIPP.
Ketika Tuts Kampus bertanya mengenai ledakan kendaraan dan tidak cukupnya lahan parkir yang parah di FIPP akhir akhir ini, beliau berpendapat bahwa memang kapasitas lahan parkir di FIPP tidak memadai untuk menampung semua kendaraan.
“Kurang cukup Mbak, ini enggak memadai dan selalu penuh (parkiran),” ujarnya.
Ditambah lagi dengan adanya pembangunan yang membuat lahan parkir semakin berkurang. “itu kan baru dibangun di sebelah situ (renovasi)”
“Ya mungkin banyak yang pakai motor, kapasitas jurusan kan segitu gitu to Mbak” tutur Bapak Budiono.
Permasalahan membludaknya lahan parkir Ini juga sejalan dengan keluhan yang disampaikan oleh seorang mahasiswi jurusan Bimbingan dan Konseling angkatan 2023 bernama Luthfi, dia menyampaikan bahwa memang lahan parkir di FIPP itu sangat kecil dibandingkan dengan jumlah mahasiswanya yang tergolong banyak.
“Lokasi FIPP sendiri itu gedungnya bisa dikatakan kecil daripada yang lain. Jadi space untuk lahan parkirnya juga lebih kecil, tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa yang tergolong banyak dibandingkan dengan lahan parkirnya yang sedikit, lahan parkir tidak sebanding dan mahasiswa yang ada.” Tutur luthfi
Dia juga mengeluhkan tentang renovasi yang dilakukan oleh fakultas yang membuat lahan parkir semakin sempit. “Kesusahan dalam parkir, apalagi dengan adanya renovasi yang nambah bikin enggak ada tempat buat parkir.”
“Ibaratnya penuh sampai ke jalan” tambah Luthfi.
Tidak cukupnya lahan parkir di FIPP sebenarnya sudah menjadi isu umum bagi mahasiswa, dosen maupun pengunjung yang memiliki kendaraan. Lonjakan sebanyak 1.783 mahasiswa baru yang bergabung di FIPP pada tahun 2023 serta diadakannya pembangunan di fakultas akhir-akhir ini, memperparah masalah yang sudah ada mengenai lahan parkir di fakultas.
Mengenai Kapan dimulai penuhnya lahan parkir menjadi salah satu isu masalah, menurut bapak budiono parkiran di FIPP mulai tidak mencukupi ketika pandemi telah selesai. “Ya sejak waktu lagi nggak ada kelas(pandemi)”
Pak Budiono menyampaikan bahwa setelah pandemi berakhir dan mahasiswa mulai kembali ke model belajar offline di universitas, lahan parkir selalu penuh dan mulai tidak dapat menampung kendaraan. Dan masalah penuhnya lahan parkir terus berlanjut hingga sekarang.
Dengan keadaan kurangnya lahan parkir yang parah akhir-akhir ini, menurut Pak Budiono jam-jam paling padat kendaraan dimulai dari jam 09.00 pagi sampai jam 13.00 siang.
“ iya sekitar jam 09.00 sampai jam 13.00”
Tetapi hal ini tidak selalu permanen, beliau menambahkan bahwa kepadatan kendaraan ini juga tergantung dengan keputusan dosen. “Tapi tergantung juga dengan dosennya Mbak.” Ujar Pak Budiono
Dilihat dari permasalahan lahan parkir di FIPP saat ini bisa dibayangkan betapa beratnya tugas yang harus ditanggung oleh petugas parkir.
Beban kerja petugas parkir yang seberat ini merupakan berita yang mengejutkan. Beliau menyampaikan bahwa selama 5 tahun bekerja menjadi petugas parkir di FIPP sampai saat ini, hanya dua orang termasuk dirinya yang menjadi petugas parkir resmi. “Kalau di sini Iya cuma dua, dibantu sama Pak satpam.” Ujarnya
Meski petugas parkir resmi hanya dua orang, Bapak Budiono berkata bahwa dalam menghadapi isu kurangnya lahan parkir ini fakultas memberikan bantuan dengan mengirim petugas satpam untuk membantu pekerjaan petugas parkir.
Dengan masalah kurangnya lahan parkir yang parah di FIPP akhir-akhir ini dan fakta bahwa hanya dua orang petugas resmi yang dipekerjakan di FIPP, membuat pekerjaan petugas parkir berkali-kali lipat lebih berat.
Ketika diwawancarai Tuts Kampus apakah beliau tidak merasa kelelahan dengan beratnya tugas yang dibebankan kepada petugas parkir saat ini. “iya, dibilang capek ya enggak, dibilang enggak ya capek Mbak” jawab pak budiono sambil tertawa.
“Iya capeknya jangan dibayangin.” Ujar Pak Budiono
Beliau berpendapat bahwa semua pekerjaan pasti merasakan lelah hanya bagaimana cara kita menyikapinya dan terus fokus pada pekerjaan yang kita punya.
Bapak Budiono memaparkan bahwa selama bekerja sebagai petugas parkir di FIPP, tidak ada kendala yang berarti pada pekerjaan yang selama 5 tahun ini ia geluti. Menurutnya segala pekerjaan dijalani saja dengan senang hati.
“Menurut saya enggak ada kendala, dijalankan saja dengan senang hati “ Tuturnya
Penulis : Mutiara Putri Kadivie Munggarana
Editor : Ivan Anwar