Identitas Buku
Judul : Le Petit Prince
Penulis : Antoine de Saint-Exupéry
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Cetakan ke-26, Juli 2022
Tebal Halaman: 120 halaman
ISBN : 9786020323411
Magang.ekspresionline.com–“Orang dewasa tidak pernah mengerti apa-apa sendiri, maka sungguh menjemukkan bagi anak-anak perlu memberi penjelasan terus menerus.”
Kutipan tersebut agaknya sedikit mengusik. Antoine de Saint-Exupéry, sang penulis, memberi kesan bahwa orang dewasa memiliki kecenderungan untuk banyak bertanya karena nihil pengetahuan. Hal inilah yang menjadi fokus pada buku anak-anak, yang ternyata bukan diperuntukkan untuk anak-anak ini.
Mulanya, banyak yang menyangka bahwa buku Le Petit Prince atau Pangeran Kecil ini adalah buku yang diperuntukkan untuk anak-anak, terlihat dari sampul buku yang begitu cerah dan tergambar sosok seorang anak lelaki berambut kuning. Orang-orang akan berpikir bahwa buku ini akan berkisah tentang sebuah dongeng anak-anak, namun nyatanya, halaman pertama pada buku ini mematahkan stigma tersebut.
Jika di buku-buku lain halaman pengantar tidaklah terlalu menarik untuk dibaca, namun buku Le Petit Prince ini menyuguhkan sesuatu yang berbeda. “Kepada anak-anak, aku mohon maaf karena mempersembahkan buku ini kepada seorang dewasa.” Sungguh diluar harapan! Hal unik lainnya adalah, sebuah kutipan yang tertulis, semua orang dewasa pernah menjadi anak-anak, yang menegaskan bahwa buku ini tidak mengenal usia. Siapapun berhak membaca, siapapun berhak dihibur, siapapun berhak diedukasi. Sebuah paradoks yang tercipta hanya dalam satu lembar halaman pengantar.
Le Petit Prince atau Pangeran Kecil adalah salah satu buku yang paling banyak diterjemahkan di dunia. Sang penulis, Antoine de Saint-Exupéry, begitu apik dan cerdik dalam menyajikan cerita dari sudut pandang seorang anak yang lucu, naif, dan lugu. Antoine juga mampu menyelipkan nilai-nilai dasar kehidupan lewat karakter seorang bocah untuk menjadi sebuah renungan bagi setiap orang yang membaca buku ini.
Pada dasarnya, cerita dalam buku ini terbilang cukup sederhana. Penulis dalam buku ini mengisahkan tentang pertemuan tokoh utama yang merupakan seorang pilot dengan seorang pangeran kecil yang berasal dari suatu planet lain di luar angkasa. Mereka bertemu secara tak sengaja di tengah-tengah Gurun Sahara di saat sang pilot tengah memperbaiki pesawatnya yang tiba-tiba rusak.
Di saat sang pilot tengah sibuk memperbaiki pesawatnya, sang pangeran kecil tiba-tiba datang menghampirinya dan memintanya untuk menggambar seekor domba tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut. Sang pilot mengatakan bahwa ia tak pandai membuat domba namun sang pangeran kecil terus memintanya untuk memggambar seekor domba, hingga akhirnya sang pilot kemudian menggambar sebuah kotak dan mengatakan bahwa domba yang diinginkan sang pangeran ada di dalam kotak tersebut. Anehnya, sang pangeran kecil terlihat sangat bahagia dan berkata bahwa ia bisa melihat dombanya di dalam kotak itu.
Beberapa hari mereka lalui bersama-sama di tengah gurun, hingga kemudian sang pilot menyadari bahwa sang pangeran yang menemaninya ini berasal dari planet lain di luar angkasa, yakni sebuah asteroid kecil berukuran sebesar rumah dengan 3 gunung berapi yang mana 2 gunung masih aktif dan yang satu sudah tidak aktif lagi. Di sana juga terdapat setangkai mawar dan beberapa benda lain. Asteroid itu ditemukan oleh seorang ilmuwan turki yang berpakaian aneh. Oleh karena ia selalu mengenakan pakaian aneh, maka tak ada seorang pun yang mempedulikan penemuan ilmuwan tersebut.
Kegiatan sang pangeran kecil sehari-harinya adalah mencabuti tunas-tunas pohon baobab agar tidak merusak planetnya. Ia juga selalu membersihkan gunung-gunung yang ada disana, dan juga merawat satu-satunya bunga mawar disana. Ia kemudian jatuh cinta pada bunga mawar tersebut namun ia merasa bahwa mawar itu tak membalas rasa cintanya karena ia memiliki sifat sombong. Sang pangeran akhirnya pergi berkelana melihat alam semesta untuk mencari tahu apa yang harus ia lakukan.
Konsep yang dituangkan penulis dalam menyampaikan ‘pesan-pesan’ tersirat dalam buku ini menggunakan percakapan sederhana yang dilakukan oleh sang pilot dan sang pangeran kecil. Penulis mengemukakan pandangannya mengenai kesalahpahaman yang seringkali terjadi di dalam masyarakat, khususnya masyarakat pada saat naskah pertama buku ini ditulis. Ia juga membahas tentang kebenaran sederhana yang kerap dilupakan oleh seseorang seiring mereka bertambah dewasa.
Buku ini menyajikan pesan tersirat yang begitu mendalam di lembar demi lembarnya. Kesan lugu dan naif tokoh Pangeran Kecil ini merupakan sebuah interpretasi akan kebingungan anak-anak dengan sikap orang dewasa yang aneh. Keegoisan, keserakahan, keputusasaan, kebodohan, dan hal-hal yang orang dewasa kerap kali lakukan akan selalu menjadi pertanyaan bagi sang Pangeran. Buku ini memberikan perspektif baru tentang kehidupan, tentang hal-hal kecil di dalamnya, tentang apa arti kehidupan yang sesungguhnya, yang dibalut dengan tokoh-tokoh yang seharusnya diperuntukkan bagi anak-anak.
Buku ini adalah buku anak yang diperuntukkan bagi orang dewasa, yang menyajikan paradoks tentang kehidupan yang bahkan kita sendiri tak sadar hidup di dalamnya.
Gilang Whardhana Putra
Editor : Hanna Shafira